LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT NOMOR EKSTENSI TELEPON BARU PADA PABX

Dalam membuat nomor ekstensi baru, hendaknya kita harus terlebih dahulu mengetahui detail parameter-parameter yang terdapat dalam suatu ekstensi di property yang kita miliki. Karena parameter-parameter tersebut mungkin berbeda sesuai dengan operasional dan perangkat yang dimiliki. Untuk mengetahui detail tersebut sudah dibahas dalam materi sebelumnya, bagi yang belum sempat membaca dapat di klik DISINI.
Ada beberapa langkah-langkah dalam membuat ekstensi baru, yaitu mempersiapkan TN untuk membuat ekstensi baru tersebut, kemudian mempersiapkan nomor ekstensi yang diinginkan, dan membuat dan men-set parameter-parameter yang diperlukan.

1. Mempersiapkan TN
TN (Terminal Number) merupakan terminal atau tempat ekstensi tersebut akan berada dan disimpan. Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membahas tentang TN ini, bagi yang belum sempat membaca mengenai apa itu TN dan bagaimana cara membaca TN dapat dil klik DISINI
Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari TN spare yang tersedia pada sistem. Langkah-langkahnya adalah : Masuk ke overlay 20 atau ketik LD 20 dan enter, kemudian sistem akan me respon dengan REQ atau kita diminta untuk memasukkan request yang diminta, kemudian ketikkan LUVU, yaitu kita me request untuk menampilkan List Unused Voice Unit, kemudian enter tan sistem akan me respon dengan TYPE, yaitu kita diminta untuk memasukkan tipe dari TN spare yang akan kita request, apakah tipe TN pesawat analog (500) atau digital 3902, 3903, 3905 dan lainya, sebagai contoh saya masukkan tipe 500 kemudian enter. Lalu sistem akan membalas dengan TN dan CDEN, jika kita ingin mengetahui keseluruhan TN spare yang tersedia dan dengan spesifikasi Card Density yang ada maka saat sistem merespon meminta detail TN dan CDEN maka request tersebut dapat dikosongkan dan langsung tekan enter. Maka setelaj itu sistem akan secara otomatis mem-print out list TN spare yang ada pada sistem, seperti dapat kita lihat pada gambar berikut.

LUVU (List Unised Voice Unit) Hyperterminal PABX CS1000

Dari gambar diatas dapat kita lihat list spare TN yang ada dalam sistem, satu baris print out dari gambar diatas menyatakan satu spare TN yang tersedia berikut dengan detail TN tersebut. Maka dapat dilihat terdapat 18 spare TN yang tersedia. Cara membacanya adalah misalkan saya ambil contoh baris paling atas yaitu TYPE 500 TN 007 1 10 3, yang berarti spare dengan tipe 500 berada pada TN 7 1 10 3 atau secara fisik TN tersebut berada pada kabinet loop 7, shelf/ rak nomor 1, card slot nomor 10, dan pada unit card nomor 3.
Setelah mengetahui spare TN yang ada maka catat TN yang akan kita gunakan, kemudian dilanjutkan dengan langkah berikutnya.

2. Mempersiapkan Nomor Ekstensi
Pada langkah ini kita akan mencari nomor yang tidak terpakai yang tersedia pada sistem yang akan kita gunakan sebagai nomor ekstensi baru. Caranya adalah masih tetap di overlay 20. Pada saat muncul promt REQ maka ketikkan PRT yaitu kita akan melakukan perintah print, kemudian enter, kemudian sistem akan meminta memasukkan TYPE, ketikkan LUDN yaitu perintah untuk menamplkan nomor yang tidak terpakai (List Unused Directory Number), enter dan masukkan customer 0 kemudian enter. Lalu sistem akan membalas dengan promt DN, disini kita diminta untuk memasukkan spesifik nomor yang kita inginkan, sebagai contoh saya masukkan angka 6 yang berarti kita akan melakukan print nomor yang tidak terpakai dengan awalan nomor kepala 6. Jika kita tidak memasukkan spesifik DN yang kita inginkan maka sistem akan mem-print out keseluruhan nomor yang tidak terpakai. Setelah itu tekan enter sampai sistem secara otomatis melakukan print out pada layar hyperterminal seperti gambar berikut dan pilih nomor yang diinginkan.

LUDN (List Unused Directory Number) Hyperterminal PABX CS1000

3. Membuat ekstensi.
Untuk membuat ekstensi baru kita harus mengetahui parameter property yang kita miliki untuk kita set pada ekstensi baru yang akan kita buat. Sebelumnya kita sudah membahas cara melihat parameter ini, bagi yang belum sempat membaca dapat di klik DISINI. Jika sudah mengetahui parameter tersebut maka langkah-langkahnya yaitu masih tetap di overlay 20, saat muncul prompt REQ maka ketikkan perintah NEW, yang berarti perintah untuk membuat baru kemudian enter, kemudian akan muncul prompt TYPE maka masukkan tipe pesawat yang akan kita buat, sebagai contoh saya akan membuat ekstensi dengan tipe analog 500 kemudian enter. Lalu kita akan diminta untuk memasukkan TN, maka masukkan TN kosong yang akan kita pakai yang sudah kita lihat pada langkah awal tadi kemudian enter, kemudian muncul prompt CDEN yang berarti kita diminta untuk memasukkan jenis density card seperti yang tertera saat kita melakukan list spare TN pada langkah awal tadi. Kemudian akan muncul DES yaitu kita diminta memasukkan deskripsi dari ekstensi yang akan kita buat, sebagai contoh saya masukkan ke deskripsi OFFICE kemudian enter dan masukkan customer 0. Kemudian kita akan diminta untuk memasukkan beberapa parameter seperti MRT (Music route), WRLS (integrasi dengan telepon portable personal) maka masukkan sesuai dengan property yang dimiliki, disini saya tidak memasukkan promt apapun yang berarti jika kita menekan enter maka akan dimasukkan parameter sesuai dengan parameter default sistem. Setelah itu tekan enter sampai muncul prompt DN yaitu kita diminta untuk memasukkan Directory Number atau nomor ekstensi yang diinginkan, maka masukkan nomor yang tidak terpakai pada sistem yang sudah kita cari pada langkah nomor 2 diatas. Setelah itu akan muncul request CPND (Call Party Name Display) lalu ketikkan NEW yang berarti kita akan membuat name display baru untuk nomor ekstensi yang akan kita buat, enter sampai muncul prompt NAME maka masukkan nama yang diinginkan kemudian enter. Setelah itu akan diminta untuk memasukkan parameter-parameter AST (Associate Set Assignment), IAPG (IAP Group), HUNT (Hunting), TGAR (Trunk Group Access Retriction), LDN (Listed Directory Number), NCOS (Number Class Of Service), RNPG (Ringing Number Pickup Group), XLST (Pretlanslation Group), SGRP (Schedule Access Retriction Group), & SFLT (Secretarial Filtering), masukkan digit atau status dari request tersebut sesuai dengan setting property yang dimiliki. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Create New Ekstention Hyperterminal PABX CS1000

Setelah itu dkita akan diminta memasukkan CLS atau Class, yaitu kita memasukkan Class yang ingin kita aktifkan pada pesawat telepo yang akan kita buat, sebagai contoh disini saya masukkan TLD, FNA, LNA, ICDA, XRA, XFA, C6A, LPA. Kurang lebih class tersebut dapat diartikn :
- TLD (Toll Denied) yang berarti akses panggilan keluar yang akan dilakukan oleh ekstensi ini nantinya akan bergantung pada NCOS yang dimasukkan, NCOS ini biasanya ditentukan oleh nomor-nomor dimana masing-masing nomor akan menentukan panggilan keluar yang dapat dilakukan, misalnya 0 hanya untuk aktifitas panggilan internal, 1 untuk panggilan lokal, 2 untuk interlokal, dan seterusnya sesuai dengan setting yang ada.
- FNA (Forward No Answer) yang berarti jika ekstensi ini tidak menjawab panggilan, maka panggilan tersebut akan otomatis ditujukan ke nomor tertentu yang dapat kita set sesuai yang diinginkan. 
- LNA (Last Number Redial Allowed) yang berarti kita mengaktifkan fitur redial ke nomor terakhir yang dituju.
- ICDA (Internal Call Detail Recording Allowed) yaitu mengaktifkan fitur recording dimana ekstensi yang akan kita buat ini nantinya dapat ter record ke perangkat recording yang dimiliki
- XRA (Ring Again Allowed) yaitu mengaktifkan fitur ring again pada pesawat telepon.
- XFA (Call Transfer Allowed) yaiut mengaktifkan fitur transfer pada pesawat telepon.
- C6A (ix-Party Conference Allowed) yaitu mengaktifkan fitur conference atau dapat melakukan grup percakapan ke beberapa pengguna lain)
- LPA (Lamp Allowed) yaitu mengaktifkan fitur Message Waiting Lamp atau lampu indikator akan menyala (jika ada) saat terdapat pesan yang masuk ke ekstensi tersebut.
Setelah memasukkan class, kembali kita akan diminta beberapa parameter-parameter seperti RCO (Ringing Cycle Option) untuk fitur FNA, LNRS (Last Number Redial Size) yaitu setting jumlah digit nomor untuk nomor terakhir yang dihubungi, SCI (Station Category Indication) yaitu digit untuk priority level, MLWU_LANG yaitu language atau pengaturan bahasa untuk fitur automatic wake up, dan PLEV (Priority Level). Beberapa dari parameter tersebut tidak saya isikan dan langsung menekan enter yang berarti kita memasukkan digit atau setting sesuai dengan setting default yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah itu tekan enter sampai sistem otomatis menampilkan detail memory yang tersedia yang berarti kita sudah berhasil membuat sebuah ekstensi baru. Maka ekstensi yang sudah kita buat tadi hasilnya seperti gambar dibawah.

Print TN Ekstention Hyperterminal PABX CS1000

Demikianlah kurang lebih cara-cara sederhana dan umum dalam membuat ekstensi baru pada sebuah PABX, perlu diingatkan kembali akan terdapat perbedaan-perbedaan dalam parameter yang akan dihadapi dimana parameter-parameter tersebut berbeda bergantung pada operasional property yang dimiliki, jenis perangkat yang dimiliki, ataupun settingan awal dari PABX yang dimiliki. Oleh karena itu hendaknya diketahui dahulu spesifikasi dari properti yang dimiliki. 
Demikian yang dapat saya bagi semoga bermanfaat.
Lanjutkan Membaca...

TOMBOL SHORTCUT DAN KODE FITUR PADA PESAWAT TELEPON

Dalam penggunaan telepon kadang kita tidak mengetahui bahwa pada suatu telepon terdapat suatu fitur shortcut untuk mempermudah melakukan sesuatu. Fitur-fitur tersebut biasanya disediakan pada pesawat telepon itu sendiri, namun fitur yang disediakan hanya beberapa dan terbatas. Fitur standar yang sudah disediakan pada pesawat telepon biasanya terdapat tombol redial yaitu untuk melakukan panggilan otomatis ke nomor terakhir yang dituju, kemudian tombol flash yaitu untuk meng-hold dan transfer panggilan, dan beberapa tombol standar lainnya tegantung jenis telepon itu sendiri dan pada pesawat telepon digital fitur tersebut biasanya dapat ditampilkan di layar telepon.
Dalam PABX CS1000 tombol-tombol tersebut dapat kita ketahui secara detail bahkan dapat kita ganti atau tambahkan sendiri melalui hyperterminal sesuai yang kita inginkan. Fitur-fitur tersebut disajikan dengan menekan paduan tombol pada pesawat telepon, dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam berkomunikasi, menghemat waktu, usaha dan agar lebih efeisien dalam bekerja.
Dalam program PABX, fitur ini disebut FFC (Flexible Feature Code). Perlu diperhatikan terdapat perbedaan antara fitur tambahan yang terinstal pada pesawat telepon dengan FFC ini. FFC ini lebih mengacu kepada pemrograman tombol shortcut dial pada seluruh sistem, jadi semua telepon yang terpasang pada PABX akan dapat mengakses tombol FFC ini. Lain halnya dengan fitur tambahan yang kita install pada suatu pesawat telepon, fitur tambahan tersebut hanya berlaku pada satu pesawat saja. Untuk pembahasan tentang fitur tambahan pada satu pesawat akan kita bahas pada materi dan kesempatan berikutnya.
Untuk mengakses FFC ini terdapat pada overlay 57. Caranya adalah :
login dahulu pada sistem, bagi yang belum mengetahui cara login dapat di klik DISINI. Setelah muncul tanda > masukkan LD 57 kemudian enter, saat sistem me respont REQ atau request, maka ketikkan PRT yaitu kita melakukan perintah print, kemudian akan muncul prompt TYPE dan ketikkan FFC yang berarti Flexible Feature Code, kemudian akan muncul CUST dan masukkan costomer 0 kemudian enter, lalu sistem akan membalas CODE, disini kita diminta untuk memasukkan kode dari FFC yang akan kita print, kita dapat memasukkan spesifik kode jika kita sudah mengetahui kode yang akan kita lihat, ganti, atau rubah, namun jika kita ingin mengetahui semua kode maka ketikkan ALL kemudian enter. Maka sistem akan otomatis mem-print out request yang kita minta seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

PRINT FFC HYPERTERMINAL PABXCS1000

Gambar diatas menunjukaan sebuah print out dari detail FFC pada PABX. Cara membacanya adalah dengan melihat huruf dan kode yang tertera dari setiap baris print out yang ada. Dimana huruf kapital pada tiap baris merupakan singkatan dari fitur telepon, dan bila di sebelah kanan huruf kapital tersebut tertera suatu simbol atau "simbol dan angka" maka kode tersebut menyatakan kode FFC dari fitur tersebut dan sebaliknya jika sebelah kanan huruf kapital tersebut tidak tertera simbol atau angka maka berarti tidak ada fitur yang diaktifkan. Kita mulai dari kode pertama yang tertera.

AUTH *1
Kode ini berarti kode untuk Authorization, biasa disebut kode otorisasi, yaitu kode yang digunakan untuk memasukkan password personal (PIN) agar pesawat telepon tersebut dapat digunakan untuk outgoing call, seperti menelpon ke lokal-interlokal-HP atau international call. simbol *1 berarti untuk mengaktifkan kode ini kita harus menekan tombol * dan angka 1 kemudian diikuti dengan PIN. Kita harus menentukan PIN dahulu untuk memakai kode ini. Untuk membuat PIN kita bahas di kesempatan berikutnya. Cara penggunaan dari AUTH ini adalah :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan *1
- masukkan PIN / Password personal anda
- setelah itu masukkan access code yang digunakan untuk menelpon keluar
- jika terdapat nada tone maka penggunaan kode AUTH ini sudah berhasil dan sudah dapat melakukan panggilan.

CFWA #4
Kode ini berarti kode untuk (Call Forward All Calls Activate) yaitu kode yang digunakan untuk mengaktifkan fitur call forward. Jika fitur ini diaktifkan maka semua panggilan yang menuju ke pesawat telepon tersebut akan diforward atau dialihkan menuju ke nomor yang diinginkan. Cara penggunaannya adalah :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan #4
- masukkan nomor ekstensi tujuan forward
- tutup gagang.
Setelah berhasil mengaktifkan fitur ini, maka pesawat telepon tersebut akan ditandai dengan nada sibuk, namun tetap dapat melakukan panggilan.

CFWD #4
Kode CFWD (Call Forward All Calls Deactivated) ini merupakan kebalikan dari kode diatas, yaitu untuk me-non aktifkan fitur forward. Cara penggunaannya adalah :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada busy tone forward, kemudian tekan #4
- tutup gagang telepon
Maka pesawat telepon sudah dapat dihubungi kembali.

ELKA *58
Fitur ini ELKA (Electronic Lock Activate). Dengan mengaktifkan fitur ini, kita dapat membuka satu pesawat telepon untuk melakukan panggilan keluar. Untuk menggunakan fitur ini kita harus menentukan SCPW terlebih dahulu (Station Control Password). Fungsinya hampir sama dengan pemakaian Authorization code. Cara penggunaannya yaitu :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan *58, diikuti dengan password yang ditetapkan
Setelah itu pesawat telepon dapat digunakan untuk menelpon keluar.

ELKD *59
Fitur ini ELKD (Electronic Lock Deactivate) merupakan fitur untuk menonaktifkan fitur kunci telepon atau kebalikan dari fitur ELKA
PLDN
Dibawah fitur ELKD tersebut ditampilkan PLDN (Pilot DN). Dengan mem-print out FFC ini PLDN juga akan ikut ter print out karena PLDN juga termasuk dalam FFC. PLDN merupakan salah satu jenis group hunting, dimana nomor dari main huntingnya seperti gambar diatas tertera ekstention 4444 namun FFC PLDN ini sedikit berbeda yaitu nomor main huntingnya bukan diambil dari suatu ekstensi, melainkan dari FFC yang dibuat sebagai nomor fiktif. Untuk lebih detail tentang PLDN akan kita bahas pada kesempatan berikutnya.

HOLD #9
Fitur ini digunakan untuk meng-hold panggilan yang masuk, yaitu dengan menekan #9 saat panggilan sedang berlangsung, dan panggilan akan langsung diarahkan ke on-hold music.

MNTC ##
Fitur ini merupakan fitur untuk melakukan maintenance. Pesawat telepon itu sendiri dapat kita gunakan sebagai maintenance console selain dari hyperterminal, namun harus dipastikan class pada telepon tersebut harus dirubah ke MTA (Maintenance Allowed). Cara penggunaan fitur ini yaitu :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan ## (yang berarti login kedalam sistem)
- untuk mengakses overlay, tekan 53#xx## (dimana xx merupakan digit overlay yang ingin kita akses)
- untuk logout tekan ****
Namun tidak semua overlay yang dapat diakses melalui phone console feature ini. hanya beberapa dintaranya overlay 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 42, 43, 45, 46, 60, 61, dan 62.

PUDN #8
Fitur ini merupakan fitur untuk Pick Up Directory Number. Yaitu kita dapat mengangkat telepon yang masuk di ekstensi lain dari telepon kita dengan menekan kode ini. Cara penggunaannya
- Saat telepon lain berdering (misal eksensi 6666)
- Angkat gagang telepon
- Semasih telepon berdering segera tekan #8 diikuti dengan nomor ekstensi yang akan kita pickup (contoh #86666)

PURN #3
Fitur ini merupakan fitur untuk Pick Up Ringing. Jadi kita dapat mengangkat telepon dimanapun yang berdering dengan catatan telepon tersebut masuk ke dalam satu grup yang sama. Grup yang dimaksud adalah RNPG (Ring Number Pickup Group). Untuk dapat menggunakan fitur ini kita harus membuat grup RNPG ekstensi terlebih dahulu yang akan kita bahas di kesempatan yang lain. Jika sudah terdaftar dalam satu grup RNPG maka cara penggunaannya adalah :
- Saat telepon lain berdering (ekstensi dalam satu grup)
- Angkat gagang telepon
- Semasih telepon berdering segera tekan #, maka akan langsung dapat tersambung.

RDLN #6
RDLN (Redial Last Number) merupakan fitur untuk menelpon kembali nomor terakhir yang dihubungi. Jika pada pesawat telepon tidak terdapat tombol shortcut redial maka kita dapat memakai cara ini. Cara penggunaannya hanya dengan menekan #6 maka sistem akan otomatis menyambungkan ke nomor tujuan terakhir yang dihubungi.

RGAA #2
RGAA (Ring Again Activate) merupakan fitur yang digunakan untuk mengaktifkan dering saat nomor yang kita hubungi sedang sibuk dengan menekan tombol #2, jika fitur diaktifkan maka secara otomatis pesawat telepon yang kita gunakan akan berdering yang menandakan bahwa nomor yang kita hubungi tadi sudah dalam keadaan idle dan dapat dihubungi.

RGAD #5
RGAD (Ring Again Deactivate) merupakan kebalikan dari RGAA yang digunakan untuk menonaktifkan fitur RGAA jika sudah selesai digunakan. Cara penggunaannya yaitu :
- angkat gagang telepon
- saat terdengar nada tone, tekan #5
- tutup gagang

SSPU *6
SSPU (System Speed User), merupakan fitur yang digunakan untuk mengakses shorcut call pada telepon analog. Untuk dapat menggunakan fitur ini kita terlebih dahulu harus membuat fitur dan penempatan tombol untuk nomor-nomor tujuan speedcall terlebih dahulu dan menginstall fitur ini pada suatu pesawat telepon yang diinginkan, untuk detail speedcall, cara memprogram, dan cara pembuatannya akan kita bahas pada kesempatan yang lain. Jika sudah ditetapkan, cara penggunaannya adalah
- angkat gagang
- saat terdapat nada tone, tekan *6
- kemudian tekan nomor speedcall yang diinginkan, misal di nomor 1 kita memprogram untuk menghubungi housekeeping, maka tekan *61
- tunggu dan secara otomatis sistem akan menghubungi nomor speedcall tujuan.


MSBA *61
MSBA (Make Set Busy Activate) merupakan fitur untuk membuat suatu pesawat telepon dalam mode busy atau sibuk dan tidak dapat dihubungi. Jika kita dalam situasi rapat atau tidak dapat diganggu, kita dapat menggunakan fitur ini. Cara penggunaannya :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan *61
-  tutup gagang.

MSBD *62
MSBD (Make Set Busy Deactivate) merupakan kebalikan dari fitur MSBA. Kode ini digunakan untuk menonaktifkan fitur MSBA, Cara penggunaannya :
- angkat gagang telepon
- begitu terdapat nada tone, kemudian tekan *62
-  tutup gagang.

Dari gambar print out diatas, hanya kode yang tadi saya terangkan saja yang diaktifkan. Fitur-fitur diatas merupakan fitur umum yang biasa digunakan pada penggunaan pesawat telepon. Kita dapat menambahkan fitur lainnya yang kita inginkan untuk kemudahan operasional dari property yang dimiliki. Cara menambahkan fitur tersebut dapat  dilihat pada gambar berikut.

ADDING FFC HYPERTERMINAL CS1000

Masih tetap di LD 57, pada saat muncul promt REQ maka masukkan CHG yaitu merupakan perintah untuk change atau melakukan suatu perubahan, Saat sistem merespon TYPE maka ketikkan FFC yaitu kita akan melakukan perubahan pada Flexible Feature Code, kemudian masukkan customer 0 dan enter. Maka akan muncul promt CODE, disini kita diminta untuk memasukkan kode FFC yang ingin kita rubah atau tambahakan, sebagai contoh saya masukkan ATDA yaitu fitur Auto Dial pada suatu pesawat, setelah itu tekan enter. Kemudian sistem akan membalas ATDA lalu kita diminta masukkan kode yang akan kita pakai untuk mengaktifkan FFC ini, sebagai contoh saya gunakan kode *87. Setelah itu enter sampai sistem membalas dengan auto scroll dan ditandai dengan promt REQ kembali. Ini berarti kode yang kita buat sudah berhasil dan dapat digunakan yaitu dengan menekan tombol * dan diikuti angka 87 pada pesawat telepon.
Jika FFC tersebut tidak digunakan, kita dapat juga menghapus kode tersebut, langkah-langkahnya mari simak gambar berikut.

DELETING FFC HYPERTERMINAL CS1000

Masih teta di overlay 57, saat muncul prompt REQ maka masukkan prompt OUT yaitu perintah untuk menghapus, kemudian masukkan FFC pada baris respon TYPE, dengan customer 0 dan enter, maka akan muncul promt ALL lalu masukkan NO yang berarti kita tidak menghapus semua kode, lalu masukkan kode yang akan dihapus seperti contoh saya menghapus kode ATDA, kemudian saat muncul prompt ATDA masukkan X yang berarti menghapus FFC tersebut dan masukkan kode *87 atau kode yang sudah ada yang akan dihapus lalu tekan enter sampai auto scroll. Untuk memastikan kode tersebut telah terhapus, kita dapat mem-print ulang kode tersebut kembali.

Masih banyak lagi fitur-fitur yang dapat diaktifkan pada FFC ini, dan fitur tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis telepon dan kebutuhan dalam penggunaan telepon pada property yang dimiliki, dan juga sesuai dengan sistem yang terintegrasi dengan PABX yang dimiliki. Pada pesawat digital ada beberapa fitur yang sudah tersedia di display layarnya dengan mengaktifkan fitur tambahannya.. Pelajari dahulu sistem property yang dimiliki barulah kemudian kita dapat menggunakan ataupun menambahkan fitur yang diperlukan untuk kemudahan dalam pemakaian telepon. 
Demikian sedikit hal yang dapat saya bagi, semoga bermanfaat.
Lanjutkan Membaca...

LANGKAH DASAR MENGANALISA DAN PERBAIKAN LINE TELEPON PADA PABX CS1000

Pada pembahasan sebelumnya sudah kita bahas cara membaca TN (Terminal Number) pada suatu ekstensi, kemudian telah dibahas juga bagaimana terminasi dan sistem distribusinya. Setelah mengetahui hal-hal dasar tersebut barulah kita dapat melakukan trouble shooting dan menganalisa permasalahan yang terjadi dari terminasi PABX awal sampai ke titik pelanggan.
Permasalahan-permasalah yang saya jumpai di lapangan berbeda-beda, mulai dari permasalahan pada  sistem program PABX, pada hardware card PABX, instalasi distribusi, unit telepon dan masih banyak lagi dan sangat bervariatif sesuai dengan kondisi di lapangan.
Pada pembahasan kali ini saya akan mencoba berbagi permasalahan yang umum terjadi di lapangan, sebagai contoh salah satu permasalahan yang saya pernah alami yaitu terdapat komplain bahwa satu nomor ekstensi selalu sibuk dan tidak dapat dihubungi. Secara logika mungkin saja nomor yang dituju secara kebetulan saat dihubungi juga sedang melakukan panggilan. Eits tapi jangan santai dan malah ngopi dulu, ada baiknya kita langsung menuju hyperterminal PABX untuk memastikan hal tersebut.
Login terlebih dahulu pada hyperterminal, jika terdapat permasalah pada login mungkin dapat dilihat kembali pada materi cara login, dapat di klik DISINI. Setelah berhasil login maka system akan me respon dengan tanda >, kemudian masuk ke load overlay 20 atau ketik LD 20. Terlebih dahulu kita akan mencari TN dari ekstensi yang bermasalah tesebut, saat muncul promt REQ yang berarti request maka ketikkan PRT yaitu perintah untuk melakukan print. Kemudian sytem akan merespon TYPE yang berarti kita diminta untuk memasukkan tipe dari request yang kita inginkan, lalu ketikkan DNB yang berarti kita akan melakukan perintah print dari sebuah Directory Number Block. Lalu akan muncul CUST atau kita diminta memasukkan nomor customer PABX, masukkan customer 0, jika terdapat lebih dari satu PABX maka masukkan nomor customer yang lain sesuai setting awal PABX, setelah itu akan muncul DN yaitu kita diminta memasukkan Directory Number atau nomor ekstensi yang kita inginkan kemudian enter. Sudah dibahas sebelumnya yaitu cara mengetahui detail dari sebuah ekstensi jadi jika belum sempat membacanya dapat di klik DISINI. Selanjutnya sistem akan otomatis mem print out dari nomor ekstensi yang kita inginka seperti pada gambar berikut.

PRINT DN & STATUS HYPERTERMINAL PABX CS100

Pada gambar diatas kita telah mengetahui TN dari ekstensi tersebut yaitu 000 0 08 00, dengan mengetahui nomor TN ini kita dapat mengetahui current status pada suatu ekstensi. Kembali seperti yang saya contohkan pada gambar diatas, saat system kembali merespon dengan REQ maka ketikkan perintah STAT diikuti dengan nomor TN kemudian enter, yang berarti kita ingin mengetahui current status dari TN yang kita inginkan. Lalu sistem akan menjawab dengan dua opsi, yaitu IDLE atau BUSY. Jika IDLE berarti ekstensi pada TN tersebut sedang standby atau tidak ada masalah, namun jika system menjawab BUSY, ini berarti pesawat telepon tersebut sedang sibuk dan jelas tidak dapat dihubungi. Namun status BUSY ini dapat berarti dua kemungkinan, apakah sedang melakukan panggilan atau terjadi permasalah pada instalasi?
Untuk mengetahui hal tersebut, hal selanjutnya yang kita lakukan adalah kita dapat menelusurinya di overlay 80. Dalam overlay 80 ini dikategorikan kedalam overlay call trace atau overlay untuk melacak kondisi aktivitas panggilan, baik itu untuk nomor ekstensi, loop & channel digital, TN, IP address dan lainnya.Terdapat tiga perintah dasar dari overlay 80 ini yaitu :
TRAC merupakan kode perintah untuk melacak panggilan untuk telepon set dan trunk,
TRAT merupakan kode perintah untuk melacak attendant console dan,
TRAD merupakan kode perintah untuk melacak Digital Trunk Interface (DTI), Primary Rate Interface, atau Digital Link Interface (DLI) loops.
Namun dalam kasus disini kita hanya akan membahas untuk melacak sebuah ekstensi dahulu, yaitu dengan menggunakan perintah TRAC, untuk pembahasan yang lain kita akan bahas di kesempatan berikutnya. Mari kita simak gambar berikut

CALL TRACE HYPERTERMINAL PABX CS100

Saat muncul tanda > lalu masuk ke LD 80 kemudian enter. Maka akan muncul tada titik, ketikkan perintah TRAC kemudian diikuti dengan nomor customer dan nomor ekstensi, seperti gambar diatas saya contohkan nomor customer 0 dan nomor ekstensi 6434. Kemudian tekan enter, maka sistem akan otomatis mem-printout status ekstensi tersebut.
Pada gambar diatas saya contohkan print out yang dibagi menjadi empat kondisi telepon yaitu saat sedang menghubungi, saat sedang melakukan percakapan, saat sedang on-hook atau mengangkat gagang dan saat sedang idle. Misalkan saya ambil contoh trac kedua, yaitu pada saat melakukan percakapan, pada kondisi tersebut diatas kurang lebih dapat saya artikan :
- TRAC 0 6434 berarti kita melacak ekstensi telepon 6434 pada customer 0.
- ACTIVE TN berarti TN dari ekstensi itu sendiri
- IPMG merupakan IP Media Gateway
- ORIG (Originating) atau pihak asal, kemudian diikuti dengan detail TN dan ekstensi tersebut di KEY atau keyboard telepon urutan ke 0, SCR (Single Call Ringing) dan TN tersebut di MARP (Multiple Apperance Redirection Prime) dimana MARP ini mempengaruhi diantaranya redirecting call, transfer, forwarding pada sebuah ekstensi, kemudian setelah MARP diikuti dengnan nomor customer, nomor ekstensi dan type dari unit pesawat tersebut yaitu tipe pesawat digital M3903
- Dibawah baris SIGNALLING ENCRYPTION jika terdapat TERM (Terminating) atau pihak akhir yang dituju dan diikuti dengan detail TNnya maka kondisi ekstensi tersebut sedang berlangsung percakapan dengan suatu TN, yaitu seperti gambar diatas sedang melakukan percakapan dengan TN 000 0 07 12 dan diikuti dengan detail TN, nomor ekstensi, tipe pesawat yang dihubungi.
- MAIN PM atau Main Proggress Mark, merupakan kondisi utama telepon tersebut, apakah sedang RING atau menerima signal ringback tone, READY (CPU ready untuk memproses request pesawat) atau siap menerima dial tone, ESTD (Establish) yaitu panggilan sedang dilangsungkan dari TN ORIG (Originating) atau si penelpon  dengan TERM (Terminating) atau tujuan. Beberapa kondisi yang dapat terjadi diantaranya BUSY yaitu si penelpon menerima busy tone atau yang dituju sedang sibuk. WAIT yaitu sedang menunggu tone. CDR yaitu CPU sedang memproses Call Detai Recording.
- Kemudian ditampilkan TALKSLOT  antara ORIG dan TERM.
- Kemudian tidak ditampilkan EES DATA atau End to End Signaling.
- QUEU berati CPU timing queue, diantaranya terdapat beberapa kondisi yaitu
128 = 128 ms timing queue
2S = 2 second timing queue
CAD = cadence
CDR = Call Detail Recording processing queue
DIAL = dialing queue
IDLE = idle queue
NONE = call is not in a timing queue
RING = ringing queue
- Dan terakhir terdapat call ID panggilan tersebut.

Setelah kita melakukan TRAC  namun ternyata ekstensi tersebut tidak sedang melakukan aktifitas, berarti dapat diambil kesimpulan awal, bahwa permasalahan berada diantara CARD, TN atau pada instalasi jaringan.
Untuk langkah selanjutnya kita melihat kondisi CARD terlebih dahulu. Masuk ke overlay 20, saat muncul promt REQ maka ketikkan STAT diikuti dengan nomor loop, shelf dan card yang akan kita inginkan, maka secara otomatis sistem akan mem-print out status pada satu card, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

PRINT TN STATUS HYPERTERMINAL PABX CS100

Dapat kita lihat pada gabar diatas, pada unit 0, yaitu pada baris pertama merupakan status ekstensi yang kita ingin ketahui, dan status ekstensi tersebut BUSY, sedangkan pada 15 unit ekstensi yang lain dibawahnya menunjukkan status IDLE, berarti dapat kita simpulkan tidak ada permasalahan yang terjadi pada card PABX. Jika semua card dan unit menunjukkan BUSY atau UNEQ (UnEquipped) barulah permasalahan terdapat pada card.
Setelah mengetahui status card tersebut tidak bermasalah, berarti sekarang kita lanjutkan ke langkah berikutnya yaitu mereset TN pada unit 0 tersebut. Dengan catatan status BUSY tersebut sudah dipastikan bukan karena sedang melakukan panggilan. Lakukan langkah seperti gambar berikut.

DISABLE - ENABLE UNIT HYPERTERMINAL PABX CS100

Masih tetap di overlay 20, saat promt REQ, masukkan  perintah DISU diikuti dengan TN ekstensi yang akan kita inginkan kemudian enter. DISU ini berarti Disable Unit, yaitu kita men-disconnect unit yang bermasalah tadi. Setelah di disconnect, lakukan perintah ENLU diikuti dengan TN, yang berarti keta me re-enable kembali unit tersebut. Setelah langkah ini dilakukan, coba kembali untuk melihat current status ekstensi tersebut. Jika status unit tersebut masih BUSY, sudah dipastikan permasalahnnya berada pada instalasi jaringan PABX.
Untuk melakukan troubleshooting pada jaringan, terlebih dahulu kita harus mengetahui urutan jaringan instalasinya yaitu dari MDF, IDF, TB, JB dan selanjutnya yang sudah kita pernah bahas di materi sebelumnya, untuk yang belum sempat membaca dapat di klik DISINI. Lakukan mulai dari urutan awal dan dengan cara sederhana yaitu buka dahulu instalasi pada LSA yang menuju ke sisi pelanggan, kemudian lakukan disable enable unit kembali, atau lakukan tap pada LSA bersangkutan. Tap yang dimaksud disini adalah kita memparalel sambungan tengan insert tool tap yang berupa colokan yang disisipkan pada LSA untuk melakukan pengecekan tone pada LSA, jika instalasi outgoing dari LSA sudah dibuka dan masih terdapat tone pada telepon tap maka instalasi dari PABX menuju ke tap masing-masing frame / panel yang dilakukan tidak bermasalah dan permasalahan berada pada instalasi yang menuju ke outgoing pelanggan. Kerusakan bisa saja terjadi pada kabel multipair antara frame / panel satu dengan yang lainnya, karena itulah mengapa ada baiknya kita melakukan pengecekan dari awal frame / panel sebelum menuju ke titik pelanggan.
Permasalahan yang sering terjadi biasanya telepon tidak bisa dihubungi, atau tidak ada tone dikarenakan terjadi short pada outlet atau soket telepon. Umumnya karena lembab dan korosi. Perlu diketahui juga jika short tersebut terlalu lama, PABX secara otomatis akan men-disable unit tersebut untuk memproteksi card PABX. Jadi jika terjadi disable otomatis pada current status ekstensi, ada baiknya kita melepas dahulu jaringan outgoing yang menuju ke sisi pelanggan sebelum me enable kembali dan memastikan kerusakan instalasi jaringan tersebut terlebih dahulu.
Kerusakan-kerusakan atau permasalahan yang terjadi akan bervariasi tergantung dari infrastruktur pada property yang dimiliki, namun dengan langkah yang saya sajikan kali ini mudah-mudahan dapat mempermudah dalam melakukan analisa dan perbaikan lebih lanjut. 
Semoga bermanfaat.
Lanjutkan Membaca...

LOAD OVERLAYS DAN MENGETAHUI DETAIL DARI SEBUAH PESAWAT TELEPON PADA PABX CS1000

Pada materi sebelumnya kita sudah membahas tentang hyperterminal dan cara login pada hyperterminal PABX, bagi yang belum membaca dapat diklik DISINI.
Setelah login kedalam sistem barulah kita dapat melakukan pemrograman pada PABX. Pemrograman pada PABX CS1000 dibagi berdasarkan overlay. Overlay ini berupa digit angka yang mengelompokkan kategori pemrograman yang akan dilakukan, seperti kategori pemrograman untuk maintenance, administration dan lain-lain, jadi jika hendak memasukkan suatu program maka harus memasukkan atau me-LOAD overlays terlebih dahulu, dalam bahasa pemrograman PABX disingkat "LD" dan kemudian diikuti dengan digit overlays itu sendiri.
Overlays ini dapat berbeda-beda pengelompokannya tergantung dari versi ataupun pembaharuan system yang dimiliki, misalkan untuk pemrograman telepon analog diakses di LD 10 dan telepon digital di LD 11 namun pada CS1000 overlay tersebut sudah dirangkum dalam overlay 20, jadi untuk pemrograman telepon analog maupun digital kita cukup mengaksesnya di LD 20.
Dalam overlay 20 ini dikelompokkan sebagai overlay untuk print routine 1, yaitu diantaranya untuk melakukan printing status, perubahan status, pemrograman pada telepon, terminal number, directory number, speed call list, hunting dan lainnya yang berhubungan dengan konfigurasi pada unit telepon.
Dalam melakukan perubahan pada pesawat telepon, kita harus terlebih dahulu mengetahui konfigurasi awal dari pesawat telepon tersebut, untuk mengetahui konfigurasi tersebut kita harus mencari Terminal Number pesawat tersebut pada sistem, barulah kita dapat mengetahui detail konfigurasi atau fitur-fitur yang terdapat pada telepon tersebut. 
Disini kita akan membahas cara untuk mengetahui detail konfigurasi yang terdapat pada sebuah pesawat telepon yang diakses melalui overlay 20. Untuk mengetahui detail dari suatu ekstensi kita harus mengetahui TN ekstensi tersebut, jika belum mengetahuinya dan kita hanya bermodal nomor ekstensinya (misalkan sebagai contoh nomor ekstensi #6444) maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

print DN PABX CS1000

Masuk terlebih dahulu ke overlay 20, kemudian saat muncul prompt REQ (Request) maka ketik PRT yang berarti kita akan melakukan perintah print kemudian enter, lalu akan diminta memasukkan TYPE, ketik DNB yang berarti kita akan melakukan print pada sebuah Directory Number Blok yaitu nomor dari sebuah ekstensi, kemudian sistem akan merespon dengan CUST lalu masukkan angka 0, jika memiliki lebih dari satu PABX yang terintegrasi maka masukkan nomor customer yang lain, setelah itu akan diminta memasukkan DN yang ingin kita print, kemudian akan muncul DATE,PAGE,dan DES, tekan enter jika kita tidak mengetahui atau tidak akan mencari berdasarkan tanggal ataupun deskripsi dari ekstensi yang akan kita print. 
Setelah itu sistem akan otomatis mem-print detail dari DN tersebut seperti yang saya cetak biru pada gambar diatas. Kurang lebih dapat diartikan sebagai berikut dari baris atas ke bawah yaitu : 
- CPND berarti Call Party Name Display  atau nama pengguna yang ditampilkan
- Ekstensi tersebut ter-display  dengan language ROMAN character. 
- Nama pengguna ekstensi tersebut adalah "Secretary".
- XPLN (Expected name length) adalah setting jumlah digit karakter untuk display nama yang akan ditampilkan.
- DISPLAY_FMT merupakan display format atau format nama yang akan ditampilkan yaitu nama pertama diikuti nama terakhir.
- 500 adalah tipe dari pesawat telepon tersebut.
- TN 9 0 2 2 adalah Terminal Number pesawat telepon tersebut.
- TN tersebut ter MARP (Multiple Apperance Redirection Prime) atau jika DN terdiri dari banyak TN (Multiple) maka MARP ini menentukan urutan redirectionnya, meneruskannya, fowardnya dan urutan lainnya yang ditentukan oleh MARP ini.
- OFFICE berarti ekstensi tersebut dikelompokkan kedalam deskripsi OFFICE, dan ekstensi tersebut dibuat pada 8 april 2015.
Setelah mengetahui TN dari suatu ekstensi barulah kita dapat lebih dalam melihat lebih dalam lagi konfigurasi suatu ekstensi, langkah-langkahnya masih tetap di LD 20, mari kita simak gambar berikut

print TN PABX CS1000

Langkahnya masih sama seperti print sebuah DN, namun kali ini saat muncul promt TYPE maka yang kita ketikkan adalah TNB yaitu kita akan melakukan print sebuah Terminal Number Blok lalu masukkan TN yang sudah diketahui, maka akan muncul print out detail ekstensi tersebut seperti yang di blok dengan warna biru pada gabar diatas. Diantaranya dapat diartikan sebagai berikut dari baris atas ke bawah yaitu :

- DES OFFICE berarti ekstensi tersebut dikelompokkan kedalam deskripsi OFFICE
- TN ekstensi tersebut adalah 9 0 2 2.
- TYPE pesawat telepon ekstensi tersebut adalah Analog type 500
- CDEN (Card Density) adalah 4D, terdapat 4 jenis yaitu single density, double (2D), quad (4D) dan octal (8D)
- CUST adalah digit customer seperti yang sudah dijelaskan.
- MRT (Music Route)
- WRLS = NO atau TN tidak terintegrasi dengan telepon portable personal.
- CPND yaitu name display seperti yang sudah dijelaskan pada tahap awal.
- AST (Associate Set Assignment) = NO atau tidak terhubung dengan aplikasi meridian.
- IAPG yaitu grup untuk menentukan pesan status yang dikirim untuk set AST (Association Set).
- HUNT berarti ekstensi ini di hunting ke nomor 6434.
- TGAR merupakan digit Trunk Group Accses Restriction.
- LDN merupakan List Direstory Number.
- NCOS merupakan Number Class Of Service yang menentukan pembagian batasan outgoing call seperti misal untuk pembagian outgoing call lokal, interlokal, international dll
- SGRP digit nomor (Scheduled Access Restriction Group)
- RNPG (Ring Number Pickup Group) adalah digit nomor untuk menentukan kelompok telepon  agar bisa di-pickup oleh pengguna yang lain yang terdaftar dalam satu group.
- LNRS (Last Number Redial Size) yaitu jumlah digit nomor untuk redial.
- XLST adalah Pretranslation group untuk pembagian penggunaan dial button. Seperti halnya tombol speed call, kita dapat mengatur tombol untuk ditujukan ke nomor tertentu atau access code yang diinginkan.
- SCI merupakan priority level untuk Station Category Indication.
- SFLT yaitu pembagian untuk Secretarial Filtering (NO, BOSS atau SEC).
- CAC_MFC yaitu kode kategori untuk multifrequency signalling.
- CLS adalah CLASS yang terdapat pada sebuah pesawat telepon, Salah satunya dapat dilihat classnya TLD berarti Tidak dapat melakukan panggilan keluar (Toll Denied) dan dibatasi oleh NCOS, akhiran D merupakan class yang Disable atau Denied, dan akhiran A merupakan class yang diaktifkan. Misalkan terdapat class HTA (Hunting Activated) yang berarti fitur Hunting pada pesawat tersebut diaktifkan, atau jika classnya HTD maka fitur huntingnya tidak diaktifkan atau Denied. Dan masih banyak class lainnya pada sebuah pesawat telepon yang umum digunakan yang saya akan coba bahas di kesempatan yang lain.
- RCO merupakan digit Ringing Call Option yaitu dari 0 - 2 untuk digunakan jika panggilan terforward jika tidak terpickup.
-  PLEV merupaka Priority Level, 2 berarti set dapat menimpa set level 1 dan 2, dan dapat
diganti oleh set level 2 - 7.
-  AACS (Application Acquired Set).
- MLWU_LANG yaitu kode pilihan Language untuk layanan Automatic Wake Up.
- FTR merupakan fitur pada pesawat tersebut, dan dapat ditambahkan fitur-fitur yang lain. FTR CFW 6 berarti digit call forward dibatasi sampai 6 digit, 
- FTR FDN 6434 berarti pesawat tersebut sedang diforward ke ekstensi 6434.
- FTR RDL 16 berarti digit call redial dibatasi sampai 16 digit. 

Setelah mengetahui detail konfigurasi tersebut barulah kita dapat menganalisa perubahan yang akan dilakukan ataupun menyesuaikan fitur-fitur yang digunakan untuk membuat suatu ekstensi baru. Detail konfigurasi tersebut dapat berbeda-beda sesuai dengan pengaplikasian di lapangan dan tergantung dari perangkat PABX, operasional pemakaian, ataupun interface yang terintegrasi dengan Hotel System pada property yang dimiliki.  

Demikian beberapa hal yang saya dapat bagikan tentang pengertian dari print out sebuah ekstensi. Untuk detail fitur, class, cara perubahan, detail pengaplikasian, dan hal lainnya yang umum digunakan seperti misalkan hunting, grup pickup, NCOS dal lainnya akan saya coba bahas di kesempatan berikutnya. 
Semoga bermanfaat.
Lanjutkan Membaca...

HYPERTERMINAL DAN CARA LOGIN PADA PABX CS1000

Pada system PABX CS1000, diperlukan adanya program untuk melakukan pengaturan-pengaturan pada sistem. Untuk menjalankan program tersebut diperlukan sebuah media atau interface antara PABX dan pengguna, interface untuk mengakses program yang terhubung dengan PABX untuk melakukan fungsi komunikasi ini biasa disebut dengan Hyperterminal. Hyperterminal ini diinstall pada PC yang terhubung dengan PABX. Pada jendela hyperterminal inilah bahasa-bahasa pemrograman dilakukan.
Bagi yang belum terbiasa akan sangat membingungkan karena pada hyperterminal ini terdapat banyak bahasa-bahasa aneh yang penuh dengan singkatan singkatan ataupun notifikasi menggunakan bahasa program, namun bahasa bahasa ini memiliki arti tersendiri dan bagi yang baru pertama mengenal program dan bagi yang mempunyai penyakit pikun seperti saya  sebaiknya menyiapkan catatan-catatan pribadi agar mempermudah mengingat bahasa pemrograman PABX, namun bagi yang mempunyai ingatan sekuat lem sol sepatu silahkan langsung di simak.

Dalam PABX terdapat banyak CommPort (Communication Port) / port komunikasi yang dapat dikoneksikan ke PC hyperterminal ataupun device dan module lainnya, port ini disebut port TTY (Teletypewriter), TTY ini merupakan input atau output port interface untuk melakukan komunikasi dengan sistem seperti contohnya mengirimkan data ke system, menampilkan respond dari system,  dan banyak fungsi-fungsi lainnya. Port TTY ini terdapat pada card MGU PABX yang dihubungkan menggunakan konektor RG45, seperti gambar berikut.


Jadi gunakan port yang sudah terkonfigurasi sesuai settingan awal PABX, buka icon / aplikasi hyperterminal, maka akan muncul jendela hyperterminal seperti contoh dibawah, pada jendela inilah program / command di ketikkan.

Hyperterminal PABX

Jendela Hyperterminal diatas terdiri dari toolbar-toolbar umum seperti :
File untuk membuat koneksi baru, membuka file, menyimpan file, print, properties dll.
Edit untuk meng-copy, paste, select, clear dll
View untuk pilihan tampilan window seperti font, tampilan toolbar, status bar dll.
Call untuk men-dial koneksi, memutus koneksi dll.
Transfer untuk melakukan transfer file, receive file, capture/record aktifitas hyperterminal dll.
Help untuk menu bantuan, update softwae, tentang software dll.

Dibawah menu toolbar terdapat beberapa icon shortcut dari isi beberapa menu toolbar yang tadi dijelaskan, seperti new, open file, call, disconnect, send file, receive file, dan properties.

Kemudian pada bagian bawah Hyperterminal terdapat status bar untuk mengetahui status dari hyperterminal, seperti durasi koneksi, jenis koneksi, bit rate koneksi, aktifitas Capslock, Numblock, Capture status dan Capture to Printer status.

Sebelum memasuki ke pemrograman, kita mulai dahulu dengan login (masuk dalam system).
Pada saat jendela hyperterminal dibuka, tekan enter, maka akan muncul tanda titik seperti ditunjukkan pada gambar diatas, kemudian ketik  logi dan enter, lalu system akan menjawab userid? dan masukkan id admin dan enter, kemudian system akan merespon pass? kemudian masukkan password, jika password belum diubah biasanya passsword default system adalah 0000, setelah itu tekan enter. Jika sudah muncul tanda ">" maka kita sudah berhasil login dan command siap di ketikkan.
Jika pertama kali membuka / meng-connect hyperterminal maka saat menekan enter pertama kali yang muncul pada hyperterminal bukan tanda titik melainkan adalah request login: , masukkan username admin lalu tekan enter, kemudian akan muncul request password: , dan masukkan password. Selain tanda ">" , jika sudah berhasil login system juga akan merespon dengan notifikasi OVL000
Namun jika pada hyperterminal terdapat notifikasi OVL111, ini berarti ada user lain yang telah login pada system. Pada PABX ini terdapat fitur Multi-User login yaitu memungkinkan untuk login lebih dari satu hingga lima user sekaligus. Maka kita dapat melihat siapa-siapa saja yang sedang login atau berapa hyperterminal yang terbuka. 
Caranya adalah saat system merespon > maka ketikkan WHO kemudian enter, maka system akan merespon seperti gambar dibawah 

Cara mengetahui user TTY pada HyperTerminal PABX

Gambar diatas menunjukkan ada dua user yang sedang login di system. Dapat kita baca TTY  13    20   ADMIN berarti user pertama sedang login menggunakan port TTY 13 yang sedang mengakses load overlay 20 (salah satu kode perintah program) dengan nama user ADMIN, dan  kemudian user kedua terbaca TTY  01    0   ADMIN berarti user tersebut login menggunakan port TTY 1 dan tidak sedang mengakses load overlay dengan nama user ADMIN.  
Pada Multi-User dapat login bersamaan tetapi dengan catatan tidak sedang aktif melakukan command secara bersamaan dan mengakses di load overlay yang sama. Jika sedang bersamaan mengakses dan menjalankan suatu load maka salah satu user akan mengalami conflict dan user tersebut tidak akan dapat mengakses suatu program, dan sistem akan memberi notif OVL429-OVERLAY CONFLICT. Untuk menghindari hal ini, jangan melakukan command di overlay secara bersamaan, atau non aktifkan terlebih dahulu salah satu user dengan meng log off manual salah satu hyperterminal.
Pada fitur Multi-User login ini kita juga dapat melakukan forced logoff (logoff paksa) terhadap user yang lain atau user yang tidak diketahui, namun kita harus login dengan menggunakan username dan password LAPW (Limited Acces Password) atau level 2 password, jika belum mengetahuinya hubungi vendor installer PABX anda. Jika sudah memiliki password dan login menggunakan password tersebut, caranya langsung bisa disimak pada gambar dibawah.

Cara me logoff user TTY pada HyperTerminal PABX

Kita harus terlebih dahulu mengetahui port yang digunakan oleh user tersebut dengan mengetikkan prompt WHO, sebagai contoh seperti gambar diatas kita ingin me-logoff user pertama dan kita telah mengetahui port yang digunakan adalah port 13, maka ketikkan command FORC 13 didepan tanda >, kemudian enter, jika sytem merespon ***FORCED LOGOFF ON TTY 13*** maka kita sudah berhasil melog off secara paksa user tersebut. 
Jika kita masih penasaran tentang siapa user gelap yang masuk ke system, kita dapat mengirimkan pesan ke hyperterminal user tersebut, caranya keluar dahulu dari load overlay dengan mengetik END atau menekan bintang sebanyak empat kali ****, saat muncul tanda > ketikkan SEND XX kemudian enter, XX merupakan nomor port dari TTY user yang akan kita kirimkan pesan, jika ingin mengirimkan pesan ke semua user maka ketikkan SEND ALL kemudian enter. Lalu akan kan muncul promt SEND MSG: dan ketikkan pesan yang kita inginkan. Berikut contoh notifikasi yang akan diterima hyperterminal user lain jika kita mengirimkan pesan dan me logoff paksa user tersebut 

notifikasi forced logoff pada HyperTerminal PABX

Pada gambar diatas, 01:*** merupakan isi pesan dari user TTY 1, kemudian jika kita melakukan forced logoff maka ditunjukkan dengan notifikasi yang muncul dibawah pesan tersebut, notifikasi tersebut berisi waktu dan tanggal forced logoff kemudian session duration merupakan durasi lama dari login yang telah dilakukan, dan oleh TTY berapa forced logoff dilakukan, dalam kasus diatas FROM TTY 01 berarti forced loggof dilakukan uleh user TTY 01.

Setelah berhasil login dan selesai melakukan suatu program, log off system dengan mengetikkan logo kemudian enter. 
Perlu diingat jangan sampai salah memasukkan pasword sampai 3 kali berturut-turut! Karena jika terjadi maka system akan di lock out / terkunci selama 60 menit. Jika masih belum berhasil login, silahkan hubungi vendor PABX anda untuk username dan password. Karena username dan pasword ataupun cara login berbeda tiap PABX tergantung dari pemrograman awal PABX.

Demikian sedikit yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat. 
Lanjutkan Membaca...

TERMINASI LSA PABX

Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas jaringan instalasi PABX, bagi yang belum sempat membaca dapat diklik DISINI
Jaringan PABX tersebut terdiri dari frame atau panel-panel yang saling berhubungan. Terminasi dari instalasi didalam frame atau panel PABX tersebut menggunakan suatu terminal yang biasa disebut terminal LSA PLUS. Apa itu terminal LSA? Berikut penampakannya.

TERMINAL LSA PLUS

Gambar diatas menunjukkan sebuah terminal LSA, terminal inilah yang menghubungkan antara incoming instalasi menuju ke outgoing panel selanjutnya atau ke pelanggan, nomor-nomor yang tertera pada LSA tersebut merupakan penomoran untuk menandai sambungan kabel yang terpasang.
Menurut wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Krone_LSA-PLUS, LSA ini dikembangkan di Berlin oleh perusahaan telekomunikasi German yaitu The Krone Group. Dalam dalam bahasa German LSA PLUS mempunyai arti :

Lötfrei - Solderless
Schraubfrei - Screwless
Abisolierfrei- No insulation removal
Preiswert - Cost-effective
Leicht zu handhaben - Easy to use
Universell anwendbar - Universal application
Sicher und schnell - Secure and fast

Soderless dan Screwless berarti terminasi ini tidak perlu disolder dan juga tanpa menggunakan baut, sangat mudah digunakan sehingga sangat efisien waktu dalam penyambungan cukup menggunakan tang yang biasa disebut dengan  tang krone. Universal Aplication berarti terminal ini juga dapat digunakan untuk pemakaian global seperti misalkan dapat digunakan untuk terminasi audio, dan electronic instrument lainnya.
Pemasangan LSA ini sangat mudah, hanya diletakkan pada sebuah dudukan plat LSA, kemudian terminal ini akan mengunci bersama dengan dudukan, seperti pada gambar dibawah.

Terminal LSA tersebut berbentuk sirip-sirip dimana pada sirip-sirp inilah kabel yang akan di sambungkan di jepit sedemikian rupa agar inti kabel mengenai konektor tembaga didalamnya. Sirip-sirip tersebut ditandai dengan penomeran-penomeran tergantung dari kapasitas LSA tersebut, mulai dari 5 sampai 10 pair. dalam satu nomor ekstension telepon  biasanya terdapat 2 kawat yang dihubungkan, atau untuk instalasi telepon disebut 1 pair yang terdiri dari dua buah kawat tunggal, untuk jenis PABX yang lain terdapat juga ekstension telepon yang terdiri dari empat kawat atau 2 pair. Berikut gambar terminasi sebuah LSA




Pada gambar diatas merupakan contoh cara terminasi kabel ke LSA dengan menggunakan tang krone. Dapat kita lihat kabel berwarna biru dan oranye disisipkan pada penomeran di LSA nomor "1", ini yang dinamakan pemasangan satu pair kabel. Begitu pula untuk pair selanjutnya disisipkan di sisi kiri dan kanan dari penomoran LSA. LSA tersebut menyambungkan antara baris bagian atas dengan baris bagian bawah untuk masing-masing penomoran, biasanya kabel incoming diterminasi di baris atas LSA, dan outgoing pada baris bawah, namun dapat berbeda tergantung dari kondisi di lapangan.
Terminasi pada LSA ini menggunakan insert tool yang berupa tang yang biasa disebut tang krone, penggunaannya sangat mudah, seperti dilihat pada gambar diatas setelah kabel disisipkan pada terminal LSA kemudian ditekan dengan tang krone agar kabel terdorong masuk terjepit mengenai tembaga pada LSA dan sisa kabel akan tergunting dengan sendirinya begitu tang ditekan.
Berikut penampakan dari sebuah tang krone.




Jadi dengan mengetahui cara membaca terminal LSA, akan sangat mudah bagi kita untuk melakukan pembagian distribusi pada Panel / Frame PABX. Setelah pembagian pada property diatur sedemikian rupa maka kita harus memastikan penomoran LSA pada masing-masing frame agar ekuivalen (lurus) dengan LSA pada distribusi di panel / frame selanjutnya. 
Hendaknya kita buatkan list penomoran LSA untuk setiap panel untuk mengetahui nomor ekstension yang terpasang ataupun juga spare yang tersedia agar mempermudah dalam melakukan trouble shooting.

Demikian sedikit yang dapat saya bagi, semoga bermanfaat.
Lanjutkan Membaca...

MDF, IDF, TB, JB & JARINGAN INSTALASI PABX

Pada materi sebelumnya kita telah membahas cara membaca TN pada kabinet PABX. Bagi yang belum membaca dapat diklik DISINI. Setelah mengetahui letak TN dari suatu extention maka selanjutnya dari kabinet akan di distribusikan ke MDF. Apa itu MDF? 
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai MDF saya terlebih dahulu akan memberikan contoh sebuah single line diagram dari jaringan instalasi PABX. Perlu diingatkan kembali, jaringan instalasi PABX berbeda-beda pada tiap-tiap property, tergantung dari luas area, jumlah sisi pelanggan, sistem operasi property dan faktor lainnya,  disini saya akan mencoba membahas jaringan instalasi yang secara umum diterapkan. Mari kita simak gambar berikut :

Jaringan PABX, MDF IDF TB JB

Dari gambar diatas dapat kita lihat basic single line diagram sebuah jaringan instalasi PABX, output dari PABX tersebut menuju ke beberapa panel seperti MDF, IDF, TB & JB. Mari kita bahas satu-persatu.
MDF (Main Distribution Frame) Adalah frame atau panel utama untuk terminasi/penyambungan instalasi PABX. Pada frame/panel ini terdapat sistem terminasi instalasi sebelum di distribusikan ke pembagian instalasi telepon gedung. Dalam panel MDF inilah pembagian-pembagian inti dari jaringan telepon disusun, seperti pembagian frame incoming source dari provider, pembagian frame outgoing untuk ke pembagian area dari keseluruhan gedung/property, pembagian frame incoming dari kabinet dan card PABX, dan pembagian-pembagian frame jaringan lainnya. Berikut contoh gambar dari sebuah panel MDF.



IDF (Intermediate Distribution Frame)
Setelah MDF, instalasi akan menuju ke panel IDF, yaitu merupakan panel/frame menengah atau lanjutan untuk pembagian jaringan instalasi menuju ke sub-sub area sesuai pembagian blok bangunan. IDF ini berskala lebih kecil dari MDF, baik itu dari segi fisik panel maupun dari segi pelayanan distribusi, karena hanya meng-cover pembagian area atau blok tertentu sesuai dengan struktur bangunan property itu sendiri, seperti misalkan pada hotel dibagi ke sub back area, guest area, office area, area per level gedung, dan pembagian area lainnya. Untuk PABX yang berskala kecil biasanya tidak disertai dengan IDF melainkan langsung di cross-connect dari MDF ke sisi pelanggan. Berikut contoh gambar dari sebuah panel IDF.



 TB (Terminal Box)
Setelah melalui IDF, instalasi akan dibagi ke satu atau banyak TB. TB ini merupakan pembagian ke area yang lebih spesifik dari bangunan. Mengapa harus melalui TB dan tidak langsung ke pelanggan? ini tergantung dari property yang kita miliki, jika property tersebut memiliki area yang luas tentunya akan banyak kabel yang dibentangkan satu-persatu dari IDF untuk ditujukan ke pelanggan, dan itu sangat tidak efektif baik dari segi biaya maupun perawatan dan perbaikan,. Jadi jika terjadi kerusakan di titik pelanggan maka penarikan istalasi baru akan lebih mudah dilakukan ke arah TB yang terdekat. TB berukuran lebih kecil karena mencakup beberapa area saja, berikut penampakan contoh sebuah TB.

TB (Terminal Box) PABX



JB (Junction Box)
Setelah TB biasanya terdapat tambahan panel yang disebut JB (Junction Box). Ini biasanya dipasang untuk pelayanan ke titik pelanggan dengan area yang lebih spesifik lagi, biasanya untuk pembagian ke satu tempat saja namun  memiliki banyak telepon yang terpasang, seperti misalkan pada kamar hotel. Pada satu kamar hotel biasanya terdapat banyak telepon yang terpasang seperti di kamar tidur, meja kerja, toilet, paviliun dan lain-lain, maka dari itu JB dipasang agar lebih mempermudah dalam perawatan dan perbaikan. 


Dari jaringan instalasi diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian instalasi telepon ke pelanggan dibagi berdasarkan berbagai faktor yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan, area dan property masing-masing, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan pembagian area perawatan dan juga mempermudah dalam melakukan perbaikan atau menganalisa masalah instalasi yang terjadi. 
Dari panel panel yang disebutkan diatas, sistem terminasi yang digunakan menggunakan terminal LSA yang disusun sedemikian rupa dengan urutan-urutan penomoran yang sama dari MDF sampai ke JB. Apa itu terminal LSA, bagaimana struktur didalamnya, bagaimana cara membaca penomorannya, dan lainnya akan saya bahas di kesempatan berikutnya. 

Semoga bermanfaat.






Lanjutkan Membaca...
Template Designed by Binaya Gurung. Banner vector designed by Freepik. Edited and Manage by Sumartana Wayan ©2015 PABX-BASIC